Tidak sedikit orang terjebak dalam lingkungan kerja yang tidak sehat, namun memilih bertahan dengan harapan suatu saat keadaan akan berubah menjadi lebih baik. Lingkungan kerja yang disfungsional bisa membuat Anda merasa tidak bahagia dan kehilangan kesempatan untuk maju dan berkembang.
Simak sejumlah pertanda berikut ini, untuk mengetahui ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat atau disfungsional:
1. Dilarangnya multitasking
Bukannya dianggap berharga, karyawan yang memiliki kecakapan dalam berbagai bidang justru dianggap sebagai rintangan di lingkungan kerja disfungsional. Lebih mudah mempertahankan kontrol jika tidak ada satu orang pun yang tahu terlalu banyak. Jadi, perusahaan memberikan setiap orang peran yang sangat khusus dengan tugas terpisah.
2. Rapat tidak jelas
Di sebuah lingkungan kerja yang tidak sehat, rapat bukanlah tempat untuk saling berbagi ide dan tujuan jelas. Sebaliknya, setiap pertemuan diwarnai dengan matematika yang memusingkan, jawaban-jawaban mengelak, dan metafora-metafora klise.
3. Beban kerja menumpuk atau tak ada
Memiliki pekerjaan jauh lebih banyak daripada yang bisa Anda tangani, atau sebaliknya menghabiskan sebagian besar waktu bekerja dengan duduk ongkang-ongkang kaki, keduanya merupakan tanda lingkungan kerja yang disfungsional. Entah atasan tidak tahu tentang tugas Anda sehari-hari, atau mereka memang tidak peduli.
4. Kebijakan tumpang tindih
Setiap hari Anda menerima memo, email, atau instruksi lisan baru. Setiap kali, semuanya seperti bertentangan dengan memo, email, atau instruksi sebelumnya. Dan Anda dilarang bertanya atau mengeluh.
5. Tujuan perusahaan tidak realistis
Perusahaan menetapkan tujuan yang tidak realistis. Misalnya, meski pun keuntungan perusahaan telah menurun selama beberapa kuartal berturut-turut, atasan mengumumkan bahwa kuartal ini perusahaan bertujuan mencetak keuntungan empat kali lipat. Dan bonus Anda sepenuhnya tergantung pada keberhasilan mencapai tujuan tersebut.
Simak sejumlah pertanda berikut ini, untuk mengetahui ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat atau disfungsional:
1. Dilarangnya multitasking
Bukannya dianggap berharga, karyawan yang memiliki kecakapan dalam berbagai bidang justru dianggap sebagai rintangan di lingkungan kerja disfungsional. Lebih mudah mempertahankan kontrol jika tidak ada satu orang pun yang tahu terlalu banyak. Jadi, perusahaan memberikan setiap orang peran yang sangat khusus dengan tugas terpisah.
2. Rapat tidak jelas
Di sebuah lingkungan kerja yang tidak sehat, rapat bukanlah tempat untuk saling berbagi ide dan tujuan jelas. Sebaliknya, setiap pertemuan diwarnai dengan matematika yang memusingkan, jawaban-jawaban mengelak, dan metafora-metafora klise.
3. Beban kerja menumpuk atau tak ada
Memiliki pekerjaan jauh lebih banyak daripada yang bisa Anda tangani, atau sebaliknya menghabiskan sebagian besar waktu bekerja dengan duduk ongkang-ongkang kaki, keduanya merupakan tanda lingkungan kerja yang disfungsional. Entah atasan tidak tahu tentang tugas Anda sehari-hari, atau mereka memang tidak peduli.
4. Kebijakan tumpang tindih
Setiap hari Anda menerima memo, email, atau instruksi lisan baru. Setiap kali, semuanya seperti bertentangan dengan memo, email, atau instruksi sebelumnya. Dan Anda dilarang bertanya atau mengeluh.
5. Tujuan perusahaan tidak realistis
Perusahaan menetapkan tujuan yang tidak realistis. Misalnya, meski pun keuntungan perusahaan telah menurun selama beberapa kuartal berturut-turut, atasan mengumumkan bahwa kuartal ini perusahaan bertujuan mencetak keuntungan empat kali lipat. Dan bonus Anda sepenuhnya tergantung pada keberhasilan mencapai tujuan tersebut.
MediaIndonesia.com
Fiqhislam.com
0 comments:
Post a Comment
Please,Leave your best comment,thank you