Pada saat ini di Jogjakarta sedang terjadi bencana Merapi yang dahsyat.dan hampir setiap stasiun televisi menayangkan perkembangan beritanya setiap hari.Surono,atau Mbah rono tiba-tiba menjadi populer di televisi,bukan karena ia seorang artis,namun karena ia menjadi tempat pusat informasi pantauan Gunung Merapi,yang saat ini sedang mengalami erupsi,dan berstatus "awas".
Suaranya bariton. Pembawannya tenang. Gaya bicara lugas. Rambutnya beruban. Itulah Surono. Sosok yang sepekan terakhir ini identik dengan Gunung Merapi.

Pernyataannya selalu menjadi rujukan siapapun. Keakuratan informasi yang diberikan ini membuat dia menjadi buruan para wartawan. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mengunjungi pengungsi Rabu (03/11), tak mau meramalkan sampai kapan pengungsi harus bertahan di barak pengungsian.

“Kalau saya ditanya, kapan masyarakat bisa pulang, saya bilang kalau yang menentukan adalah Pak Surono (Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana),” kata SBY di posko utama Pakem usai menerima paparan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengku Buwono X dan Surono, Rabu (3/11).“Saya pun patuh dan tunduk pada Pak Surono.”

Surono memang menjadi figur central dikala gunung berapi bergejolak. Surono bukan Maridjan. Surono selalu memegang data-data ilmiah sedangkan Maridjan hanya mempercayai pada "kepercayaan". Surono ditunjuk pemerintah, Maridjan pilihan keraton.

Karenanya, sejak status Merapi dinyatakan awas, Surono memang tak pernah bisa tidur nyenyak. Sama seperti Merapi yang terus meletup-letup.

Kepada Tempo ia bercerita, lima hari sebelum Merapi meluncurkan wedhus gembel saat itu dirinya berada di Menado. "Pada tanggal 21 Oktober itu saya langsung meluncur ke Yogya," ujarnya.

Saat itulah detik demi detik ia amati sendiri gejolak yang terjadi di Gunung Merapi. "Apa berani menyuruh orang lain mengetik?" katanya, Kamis (04/11). "Untuk status awas semuanya saya ketik dewe (sendiri), saya telepon sendiri bupatinya."

Surono Lahir di Cilacap, 8 Juli 1955 pria ini menyelesaikan S1-nya dari Institut Teknologi Bandung (1982). Pada 1989 ia kemudian melanjutkan S2 Bidang Geofisika di Universitas Grenoble, Prancis dan melanjutkan S3 Bidang Geofisika di universitas yang sama pada 1992.

Sebelum mencapai posisi puncak di dunia Vulkanologi, bapak dua anak ini, memang merintis karir di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen ESDM.

Di Kementerian ESDM, awalnya Surono menjadi staf Divisi Pengamatan Gunung Api di PVMBG sejak 1982 hingga akhirnya dipercaya menjadi Kepala PVMBG mulai 2006.

Keahliannya tentang kegunungapian dikontonginya dari berbagai lembaga dunia. Seperti dari Unesco (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan USGS (sebuah lembaga Survei Geologi AS). Begitu pun tulisan-tulisannya tentang kegunungapian.



Biodata:
Nama: Surono
Lahir: Cilacap, Jawa Tengah, 8 Juli 1955
Istri: Sri Surahmani (46)
Anak:
1. Amy Rahmawati (28)
2. Bestri Aprilia (21)
Pendidikan:
- S-1 Institut Teknologi Bandung,
Jurusan Fisika (1982)
- S-2 dan S-3 Université Joseph Furier, Gronable, Perancis, Programe Mechanique Mileux Geophysique et Enveronment
(1986-1992)

Pekerjaan:
- Bekerja di lingkungan PVMBG (dulu Direktorat Vulkanologi) Departemen ESDM sejak 1982.
- Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi (2003)- Kepala PVMBG (2006)


 sumber:Tempointeraktif 



Related Post:

0 comments:

Post a Comment

Please,Leave your best comment,thank you

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...