Yogyakarta - Material vulkanik hasil letusan gunung berapi, khususnya abu vulkanik berbahaya bagi penerbangan karena bisa menempel di mesin pesawat.
"Jika abu vulkanik letusan gunung berapi tersebut menempel di mesin pesawat maka bisa menyebabkan adanya kerusakan di mesin," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pada suhu sekitar 1.000 derajat abu vulkanik akan meleleh, namun saat pesawat menurunkan ketinggiannya, maka abu yang sudah terlanjur menempel di mesin pesawat tersebut akan membeku sehingga mengganggu kinerja mesin.
Ia mengatakan, saat Gunung Merapi meletus akan langsung menginformasikan letusan tersebut kepada Direktorat Jenderal Penerbangan sehingga mampu menentukan sikap terkait keselamatan penerbangan.
Berdasarkan catatan, telah terjadi 60 kali kecelakaan pesawat yang disebabkan kerusakan mesin akibat debu vulkanik.
Pada Rabu (3/11), kolom asap hasil letusan Gunung Merapi mampu mencapai ketinggian sekitar delapan kilometer (km) sehingga abu vulkanik pun sangat dimungkinkan mengganggu penerbangan karena letusan tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang.
Sukhyar mengatakan, ketinggian terbang pesawat adalah 30.000 kaki, namun karena kolom asap letusan Gunung Merapi mencapai ketinggian 9 km, maka dimungkinkan tinggi abu vulkanik tersebut mencapai jarak sekitar 36.000 kaki dari dasar Merapi.
"Ketinggian abu ini bisa masuk ke mesin pesawat jet apalagi untuk pesawat kecil," katanya.
Bandara Adi Sutjipto pada terpaksa menutup aktivitas hingga pukul 12.00 WIB dan kemungkinan bisa diperpanjang tergantung kondisi landasan pacu.
Penutupan aktivitas di Bandara Adi Sutjipto tersebut berhubungan dengan tebalnya abu vulkanik di landasan pacu dan bukan karena jarak pandang pilot.
sumber:Antara,vivanews
0 comments:
Post a Comment
Please,Leave your best comment,thank you